INFOJAWATIMUR.COM – Di tengah gegap gempita startup besar yang berlomba-lomba menjadi Unicorn, muncul narasi baru: usaha Zebra. Model wirausaha ini tidak mengusung skala besar sebagai tujuan utama, melainkan menyeimbangkan profit dengan dampak sosial dan keberlanjutan. Bagi banyak pelaku usaha di Jawa Timur, ini mungkin sinyal bahwa “besar” bukan satu-satunya jalan ke sukses.
Baru-baru ini, CEO Instellar Impact, Romy Cahyadi, menyatakan bahwa model wirausaha Zebra cocok diterapkan di Indonesia dibandingkan mengejar status Unicorn.
Sementara itu, data tren kewirausahaan muda menunjukkan generasi milenial dan Z lebih memperhitungkan aspek sosial seperti pemberdayaan komunitas lokal dan keberlanjutan dalam memilih model bisnis.

Model Zebra mulai jadi pilihan aman para pebisnis ?
Di Jawa Timur sendiri, ketika ekonomi provinsi ini tumbuh 5,23 % (YoY) pada kuartal II 2025, banyak pelaku UMKM di Jatim merasa bahwa pertumbuhan makro belum terasa nyata di kehidupan mereka.
Kita temui seorang pelaku usaha dari Malang, sebut saja Ratna, pemilik brand kerajinan bambu. Awalnya dia bercita-cita agar bisnisnya tumbuh besar dan diekspor ke luar. Namun setelah tekanan arus modal, persaingan, dan tanggung jawab sosial (tenaga kerja lokal, lingkungan), Ratna memutuskan mengubah modelnya menjadi usaha zebra: tetap tumbuh tapi dengan kontrol yang lebih baik, margin yang aman, dan memberi kesempatan kerja untuk perempuan di desanya.
Ratna mengaku, “Saya dulu tergoda ambil investor besar supaya cepat ekspansi, tetapi akhirnya kewalahan dan kehilangan kontrol. Sekarang saya pilih tumbuh natural, menambah cabang kecil di kota tetangga secara bertahap, tanpa harus mengejar valuasi.”
Model Zebra menuntut kesabaran strategis dan mindset jangka panjang. Berikut poin pentingnya:
Elemen Implikasi bagi Pelaku UKM / Wirausaha Profit + Dampak Sosial Bisnis tidak hanya mengejar laba maksimal, tapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar Pertumbuhan Berkelanjutan Scale-up dilakukan bertahap, tidak terlalu agresif, memastikan fondasi kuat Kemandirian & Kontrol Tidak terlalu tergantung investor eksternal, menjaga kendali atas visi usaha Penguatan Ekosistem Lokal Membuka ruang kolaborasi antar UKM, komunitas, dan pemangku kepentingan lokal
Bagi Anda, pelajaran kuncinya adalah: tak selamanya besar berarti sukses besar. Kadang, memilih ukuran kecil + stabil + berdampak jauh lebih berkelanjutan.
Ini bukan sekadar tren lokal. Di lanskap nasional, banyak pengamat bisnis menyebut bahwa bisnis besar ala Unicorn tidak cocok untuk banyak usaha khas Indonesia — terlebih yang berbasis komunitas, tradisi lokal, dan modal terbatas.
Selain itu, di 2025 banyak tren yang mendukung model bisnis seperti ini: tren green business & sustainability menjadi salah satu dari 10 tren bisnis unggulan tahun ini.
Model Zebra bukan jalan pintas Tapi pilihan matang. Di Jawa Timur, anda para pelaku usaha bisa mencoba:
- Mulai dari langkah kecil — uji model usaha di lingkungan lokal terlebih dahulu
- Pastikan dampak positif — tenaga kerja lokal, lingkungan, komunitas
- Kendalikan pertumbuhan — jangan mengambil risiko besar tanpa kesiapan
- Bangun ekosistem kolaboratif — terhubung dengan pelaku UMKM lain, bisa berbagi sumber daya
Jawa Timur butuh wirausaha yang tidak hanya bertumbuh, namun juga memberi makna. Mari tumbuh bersama, bukan mengejar “besar” sendiri.