INFOJAWATIMUR.com –
Jakarta – Ahli astrofisika dari Harvard Avi Loeb mengungkap tentang realitas perjalanan ruang angkasa kemudian kemungkinan keberadaan luar angkasa mengunjungi Bumi.
Ini muncul pada ketika penampakan UFO menjadi lebih lanjut banyak terjadi. Bahkan, NASA meluncurkan Studi Independen Fenomena Anomali Tak Dikenal pada tahun 2022.
Menurut Loeb, perjalanan dari satu sisi galaksi Bima Sakti ke sisi lainnya akan menjadi perjalanan yang digunakan sangat panjang. Diperkirakan memakan waktu sekitar satu miliar tahun. Jarak yang begitu terpencil mengakibatkan pertanyaan tentang kelayakan keberadaan biologis melintasi galaksi.
Loeb berpendapat bahwa mengingat durasi perjalanan yang dimaksud sangat lama, kecil kemungkinan ada pesawat ruang angkasa dari sistem bintang lain yang digunakan dapat menyebabkan makhluk biologis.
Apalagi kondisi ruang antarbintang yang keras dengan pemboman partikel energik yang mana tak dapat diselesaikan bagi makhluk hidup.
Peran Kecerdasan Buatan (AI)
Namun sebaliknya, Loeb berpendapat bahwa jikalau makhluk luar angkasa dapat mengunjungi manusia pada Bumi. Pesawat luar angkasa dia kemungkinan besar akan otonom kemudian dilengkapi dengan Artificial Intelligence untuk perjalanan luar angkasa.
Dia menunjukkan bahwa teknologi Kecerdasan Buatan sudah pernah dikembangkan di tempat Bumi, tapi pernah belum diperkenalkan ke luar angkasa. Namun, ia yakin ini mampu menjadi langkah logis berikutnya bagi peradaban maju di menjelajahi kosmos.
Loeb menekankan perlunya transparansi yang lebih besar besar di penelitian UFO oleh pemerintah, khususnya otoritas Amerika.
Ia percaya bahwa berbagi informasi tentang penampakan dan juga pertemuan UFO sangat penting untuk memajukan pemahaman ilmiah di tempat lapangan. Loeb meminta-minta pihak berwenang untuk mengungkapkan data relevan apa pun yang mereka miliki, dikarenakan hal ini dapat mempercepat kemajuan penelitian UFO secara signifikan.
Pemantauan langit yang dijalankan pemerintah vs para astronom
Loeb menyoroti perbedaan antara peran pemerintah pada memantau langit untuk tujuan keamanan nasional serta fokus para astronom pada sumber cahaya sangat jauh di area wilayah kecil di area langit.
Jika objek atau fenomena tak dikenal muncul di tempat berhadapan dengan kepala, para astronom banyak kali mengabaikannya, sehingga lembaga pemerintah yang mana pertama kali mampu memperhatikan.
Sebagai orang ilmuwan, Loeb menegaskan bahwa ia merespons bukti. Dia sangat menantikan bukti apa pun terkait UFO, lalu beliau yakin pengungkapan informasi oleh pemerintah sangatlah penting. Dengan membagikan temuan mereka, pemerintah berpotensi membantu peneliti seperti ia yang mana sudah ada melakukan penelitian selama puluhan tahun, sehingga mempercepat pencarian jawaban.
Gagasan tentang peradaban luar angkasa yang dimaksud memanfaatkan Teknologi AI untuk perjalanan ruang angkasa membuka kemungkinan yang mana menarik.
Jika pesawat ruang angkasa yang digerakkan oleh Kecerdasan Buatan mengunjungi Bumi, mereka dapat diprogram dengan pengetahuan dan juga kemampuan yang luas. Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang niat merekan dan juga sejauh mana kecerdasan Kecerdasan Buatan mereka.
Melansir dari Cryptopolitan, Loeb menyerukan kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, juga rakyat untuk mengeksplorasi misteri alam semesta. Ia percaya bahwa menggabungkan masing-masing sumber daya kemudian pengetahuan yang dimiliki adalah kunci untuk memproduksi terobosan signifikan di pemahaman tentang keberadaan di area luar bumi kemudian teknologi canggih juga penyelenggaraan Kecerdasan Buatan untuk perjalanan luar angkasa.
Artikel Selanjutnya Roket Militer Amerika Bikin Langit Bolong