12 Korban Ransomware Sepanjang 2024 dalam Indonesia: Bank, Maskapai, Mal, hingga Logistik

0
16
12 Korban Ransomware Sepanjang 2024 di Indonesia: Bank, Maskapai, Mal, hingga Logistik

INFOJAWATIMUR.com – JAKARTA – Berbagai perusahaan maupun kementerian ternyata sejumlah jadi korban ransomware sepanjang 2024. Foto:

Ternyata serangan ransomware Brainchiper yang digunakan merupakan turunan Lockbit pada Pusat Angka Nasional Sementara/ PDNS 2 di tempat Juni 2024 cuma satu dari sekian sejumlah serangan yang digunakan terjadi di tempat sepanjang 2024. Faktanya, banyak sekali perusahaan berbagai sektor yang mana terkena serangan ransomware.

Ransomware secara de facto menjadi malware paling ditakuti oleh pengguna komputer lalu pengelola data pada waktu ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Apa itu?

Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data kemudian sistem yang tersebut diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang dimaksud berhasil dicuri jikalau korbannya menolak membayar uang tebusan yang mana diminta.

Dampak ransomware ini sangat masif. Terbukti, layanan kritis keimigrasian yang menjadi pintu gerbang Indonesia terganggu lalu mencoreng muka Indonesia. Karena mengakibatkan antrian panjang lantaran sistem imigrasi harus di-input manual.

Korban Ransomware

Sampai pertengahan 2024, Vaksincom mendeteksi ada 10 institusi besar yang dimaksud menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai lapangan usaha seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi kemudian pialang saham.

Pakar keamanan siber serta pendiri Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan, ada salah satu institusi keuangan yang sampai dua kali menjadi korban ransomware berbeda pada ketika yang mana berbeda.

“Pada Juli 2023 sebuah bank menjadi korban ransomware dengan total data yang dimaksud berhasil dicuri dan juga dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse,” ungkapnya.

Data sebanyak 450 GB yang mengandung banyak informasi sensitif seperti data detail nasabah, infrastruktur kredit yang digunakan didapatkan lalu data sensitif lainnya disebarkan oleh Ransomhouse kemudian dilihat sebanyak 43.126 kali.

Hal yang disebutkan rupanya tidak ada menjadikan bank yang disebutkan menjadi lebih lanjut berhati-hati, terbukti pada awal April 2024 bank yang dimaksud kembali menjadi korban ransomware Medusa dengan data yang dimaksud berhasil dicuri lalu dienkripsi sebanyak 108 GB.

Kasus ransomware yang dimaksud paling anyar bukanlah dialami oleh PDN melainkan dialami oleh salah satu perusahaan logistik Indonesia yang tersebut menjadi korban dari ransomware Darkvault pada 21 Juni 2024 dimana Darkvault memberikan deadline beberapa hari terhadap korbannya untuk membayar uang tebusan serta jikalau tidaklah dijalankan maka data yang dimaksud berhasil didownload akan dibagikan oleh Darkvault secara gratis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here