INFOJAWATIMUR.com Mimika – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyatakan bahwa pembangunan smelter tembaga di tempat tempat Fakfak, Papua Barat masih mengantisipasi kepastian perpanjangan kontrak izin bisnis pertambangan khusus (IUPK).
“Belum tahu, itu kan bagian dari perpanjangan (kontrak). Kalau jadi, baru kita mulai studi, baru kita mulai lihat,” ujar Tony dalam tempat sela-sela kunjungan lokasi tambang tembaga di dalam pada Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, Jumat.
Tony menyampaikan, pihak PTFI belum mampu memberikan deskripsi secara pasti seberapa potensial penyelenggaraan smelter tembaga pada Fakfak.
Menurutnya, hal ini tak sanggup diproyeksikan secara kasar mata, namun harus berdasarkan data dari studi kelayakan atau feasibilty study (FS). Dari hasil analisis tersebut, maka mampu didapatkan perolehan nilai kapitalnya.
Diketahui, PTFI telah pernah berjanji untuk memulai pengerjaan smelter yang mana yang dimaksud lokasinya berada pada Kawasan Terpadu, Fakfak. Pada kawasan yang dimaksud sama, juga akan dibangun pabrik pupuk milik PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).
Pembangunan smelter tembaga pada di Fakfak, merupakan salah satu ketentuan yang dimaksud harus dipenuhi oleh PTFI untuk perpanjangan kontrak IUPK yang digunakan dimaksud berakhir pada 2041. Syarat lainnya adalah penambahan saham pemerintah melalui MIND.ID sebanyak 10 persen atau menjadi 61 persen.
Sementara itu, ketika ini PTFI sedang menyelesaikan perkembangan smelter pada Kawasan Kondisi Keuangan Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Smelter ini diharapkan dapat beroperasi secara ramp-up atau bertahap mulai Mei 2024 dan juga juga dapat berproduksi penuh pada tempat Desember 2024.
“Mulai beroperasi tahun 2024 bulan Mei ramp-up. 100 persen kapasitas produksi baru bisa saja jadi dicapai bulan Desember 2024,” kata Tony.
Setelah beroperasi penuh, smelter mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 jt dry metric ton (dmt) juga juga menciptakan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Smelter Gresik, merupakan smelter kedua yang mana dimaksud dimiliki oleh PTFI. Dalam perkembangan smelter kedua ini, PTFI menanamkan pembangunan sektor ekonomi 2,9 miliar dolar Negeri Paman Sam atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar AS.
Adapun smelter pertama PTFI dibangun pada 1996 dengan nama PT Smelting Gresik. Kedua sarana smelter ini adalah komitmen dan juga keseriusan PTFI pada menggalang kegiatan proses pengolahan lebih banyak lanjut nasional.
Sumber : Antara