INFOJAWATIMUR.com – Jakarta – Kehidupan lalu nasib seseorang tidak ada sanggup diprediksi. Siapa sangka, terlahir dari keluarga biasa, beberapa tokoh ini justru menjadi pengusaha perusahaan kondang di tempat Indonesia.
Meski demikian, sebelum sukses, para entrepreneur ini rupanya juga pernah merasakan hidup melarat. Keadaaan perekonomian itu lah yang tersebut memotivasi mereka itu bekerja keras untuk mengundurkan diri dari dari hidup yang pas-pasan.
Lantas siapa sajakah mereka? Berikut adalah lima pelaku bisnis sukses yang tersebut berasal dari keluarga bukan mampu:
Foto: Tomy Winata (CNN Indonesia/Safir Makki)
Tomy Winata (CNN Indonesia/Safir Makki) |
1. Tomy Winata
Tomy Winata adalah pemilik properti SCBD. Mengutip dari laman resmi SCBD, properti SCBD dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk yang tersebut merupakan anak induk dari PT Ibukota International Hotels and Development Tbk milik Tomy Winata.
Pengusaha kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, ini juga terkenal sebagai pemilik Artha Graha Group atau Artha Graha Network. Namun, sebelum terkenal sebagai pelaku bisnis sukses di area Indonesia, Tomy sempat mengalami kesulitan hidup.
Sejak kecil, Tomy adalah anak yatim piatu. Saat berusia muda, ia sempat menjadi kuli bangunan demi bertahan hidup. Memasuki usia remaja, Tomy memutuskan untuk merantau ke DKI Jakarta belaka dengan modal tiga pasang baju lalu uang Rp30 ribu.
Pada 1972, Tomy mencoba mendirikan perusahaan yang mana bekerja sebanding dengan pihak militer Indonesia. Keberaniannya pada pada waktu itu membuahkan hasil, ia berhasil menimbulkan bisnisnya terjalin manis dengan pihak militer.
Lalu, Tomy sempat memutuskan untuk menjadi penanam modal yang digunakan miliki saham di area sebuah proyek dalam Papua. Namun, bisnis yang disebutkan harus berhenti oleh sebab itu bangkrut. Tidak belaka sampai situ, Tomy juga sempat menjadi pemodal proyek pada Kalimantan Barat meskipun bernasib mirip dengan penanaman modal di tempat Papua.
Usahanya tiada berhenti sampai situ, ia kembali bangkit dengan membuka bidang usaha di tempat NTT kemudian Ibukota Indonesia di waktu yang mana berbeda. Namun, keduanya bangkrut kemudian kandas.
Kegagalan tiada menyebabkan Tomy menyerah. Dalam waktu 10 tahun, Tomy berhasil mengembangkan kerajaan bidang usaha yang ia dirikan. Kini, bisnisnya tersebar di area seluruh Indonesia, yakni properti, perdagangan, konstruksi, perhotelan, perbankan, hingga industri.
Melansir dari InvestasiKu, pada waktu ini ada enam perusahaan milik Tomy, yakni PT Danayasa Arthatama Tbk, PT Ibukota Indonesia International Hotel and Development Tbk, PT Electronic City Indonesia Tbk, PT Arthagraha General Insurance, PT Artha Graha Group, serta PT Bank Artha Graha Internasional.
Foto: DR IR Ciputra (Screenshot via instagram @ciputra.group)
DR IR Ciputra (Screenshot via instagram @ciputra.group) |
2. Ciputra
Ciputra atau Tjiputra adalah salah satu pionir dalam perusahaan properti Indonesia. Kini, Ciputra sudah sukses mengembangkan Jaya Group, Metropolitan Group, dan juga Ciputra Group. Sejak kecil, Ciputra semata-mata tinggal berdua dengan ayahnya dengan kondisi hidup yang dimaksud sulit.
Awalnya, kehidupannya bersatu 6 orang saudaranya tiada begitu miskin. Kehidupannya berubah ketika ayahnya menjadi individu tahanan Negeri Matahari Terbit yang digunakan dikira sebagai mata-mata kemudian meninggal ketika dalam penjara.
Saat pindah ke Bandung untuk kuliah dalam ITB, ia lalu dua temannya menawarkan jasa arsitek yang ia miliki lalu hidup dari proyek yang datang.
Setelah itu, Ciputra berjuang agar mampu mendapatkan proyek besar dari gubernur hingga presiden. Sampai pada akhirnya, ia sukses menjalankan sebuah proyek juga perusahaannya semakin berkembang.
Foto: Liem Sioe Liong atau dikenal dengan nama Indonesia Sudono Salim, adalah manusia pelaku bisnis Indonesia. (Dok. Istimewa)
Liem Sioe Liong atau dikenal dengan nama Indonesia Sudono Salim, adalah manusia pelaku bisnis Indonesia. (Dok. Istimewa) |
3. Sudono Salim
Keluarga Sudono Salim merupakan imigran selama China yang digunakan pindah ke Indonesia pada 1939. Pada waktu itu, China termasuk negara miskin sehingga banyak warga China yang tambahan memilih untuk mengadu nasib ke negara lain.
Pahitnya, pada awal-awal kedatangannya di dalam Indonesia, ia harus hidup dengan gelandangan selama beberapa hari. Demi mampu bertahan hidup, ia berjualan cengkeh hingga sukses terjual ke pulau-pulau lain pada Indonesia. Tetapi bisnisnya harus terhentikan ketika Indonesia dijajah oleh Jepang.
Tidak menyerah sampai situ, ia kembali mendirikan bisnisnya di dalam awal era Indonesia merdeka di dalam dunia perbankan yaitu Central Bank Asia yang pada masa kini dikenal dengan nama BCA.
Tidak sampai situ, Sudono Salim kembali melebarkan sayap bisnisnya ke bidang pangan bernama PT Bogasari lalu produksi makanan dari olahan tepung terigu yaitu Indofood. Berjalannya waktu, ia merambah ke sektor lain seperti Indosiar, Indomaret, dan juga lain sebagainya. Sudono Salim telah dilakukan meninggal pada 2012.
Foto: Bob Sadino. (Ist)
Bob Sadino. (Ist) |
4. Bob Sadino
Pemilik nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini mulanya merasakan kegagalan industri di tempat bidang jasa sewa mobilnya lantaran mengalami kecelakaan. Tetapi kejadian yang dimaksud tidak ada membuatnya menyerah.
Setelah itu, ia memulai bidang usaha baru dengan memasarkan telur ayam negeri dari rumah ke rumah. Bob Sadino lantas mengembangbiakkan 50 ayam rasa yang didapatkan dari temannya untuk dijadikannya sebagai bidang usaha telur ayam negeri.
Seiring berjalannya waktu juga diiringi dengan kerja kerasnya, usaha yang mana ia jalankan pun meraih keuntungan. Bob juga mulai merambah ke bisnis-bisnis lainnya sehingga mengantarkannya menjadi salah satu pelaku bisnis sukses pada Indonesia.
Bob Sadino memang sebenarnya identik dengan gaya santainya lalu termasuk salah satu pelaku bisnis sukses yang tersebut memulai pembangunan bisnisnya dari nol. Bob Sadino sudah ada meninggal dunia sejak 2015 silam.
Foto: Eka Tjipta Widjaja. (Dok: Forbes)
Eka Tjipta Widjaja. (Dok: Forbes) |
5. Eka Tjipta Widjaja
Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas Group yang dimaksud miliki gurita industri pada bawahnya, mulai dari keuangan, telekomunikasi, serta infrastruktur.
Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran selama Tiongkok lalu lahir pada kondisi perekonomian yang tersebut serba kekurangan. Ia kemudian merantau ke Indonesia, tepatnya ke Makassar ketika berusia 9 tahun. Saat masih kecil, ia sudah ada membantu beban orang tuanya yang terlilit utang dengan berjualan biskuit, permen, juga berbagai dagangan lainnya. Eka bukan menyelesaikan sekolah serta belaka tamat SD.
Namun dengan segala perjuangannya, ia berhasil mendirikan pabrik yang memproduksi natrium bikarbonat hingga kemudian menjadi sebuah perusahaan yang dimaksud memproduksi kertas pertama yang mana bernama Sinar Mas. Lalu ia melakukan berbagai ekspansi perusahaan hingga namanya tercatat sebagai miliarder.
Pada 2018, Eka Tjipta Widjaja lalu keluarganya masuk ke pada daftar Forbes 2018 Indonesia’s 50 Richest Net Worth pada urutan ketiga dengan nilai sebesar US$8,6 miliar. Eka meninggal dunia pada 2019 pada usia 95 tahun.