Pemberdayaan Petani Lokal Jadi Kunci Rantai Pangan Berkelanjutan di Papua

0
165

Batasan jarak kerap menjadi hambatan dalam mengakses komoditas pangan penting. Bagi masyarakat di Kota Jayapura, wilayahnya yang merupakan dataran rendah tidak dapat ditanami beberapa jenis sayuran seperti brokoli, kentang, wortel, sawi putih, dan lain-lain, sehingga mereka perlu mendatangkan pasokan dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, atau bahkan dari pulau lain seperti Sulawesi Utara dan Jawa. Hal ini mengakibatkan sayur-sayuran yang dijual di Kota Jayapura sudah tidak lagi dalam kondisi segar dan harganya cukup tinggi.

Kondisi ini cukup disayangkan mengingat bahwa wilayah Kabupaten Jayapura yang relatif tidak jauh dari Kota Jayapura merupakan dataran tinggi yang ideal untuk ditanami berbagai komoditas sayur-sayuran. Pada sisi lain, petani di dataran tinggi Kabupaten Jayapura seperti di Kampung Klaisu, Distrik Gresi terbiasa memanfaatkan hasil pertanian mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bukan untuk kesejahteraan jangka panjang.

Sebagai perusahaan yang memiliki keahlian selama lebih dari 40 tahun di sektor pertanian, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) melihat bahwa kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Papua, baik para petani di Kabupaten Jayapura maupun masyarakat Papua secara lebih luas. Para petani lokal dan lahan pertanian di dataran tinggi Jayapura patut diberdayakan agar dapat menciptakan rantai pangan yang lebih berkelanjutan dengan menjadi pemasok komoditas sayuran segar yang sebelumnya sulit didapatkan oleh masyarakat lokal.

Maka, sejak Februari 2021 lalu, PKT telah menjalankan program pemberdayaan sumber daya manusia dan alam di tanah Papua. Program ini mencakup berbagai upaya, mulai dari pembinaan untuk para petani lokal dalam membudidayakan bibit sayur-sayuran hingga jaminan pembeli hasil panen. Rangkaian upaya ini bertujuan untuk membantu masyarakat Papua khususnya petani lokal agar dapat memanfaatkan lahan pertanian di daerahnya secara lebih efisien dan berkelanjutan. Tahap awal program ini telah melibatkan lebih dari 100 petani lokal serta memanfaatkan tiga hektar lahan di wilayah Klaisu dan Sarmi, Provinsi Papua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here