INFOJAWATIMUR.com – JAKARTA – Samsung ternyata belum menunjukkan pemulihan dari penurunan tajam laba perusahaan yang mana dialami pada 2022. Dalam laporan pendapatan terbarunya, perusahaan Korea yang dimaksud melaporkan pendapatan tahunan sebesar KRW 258,94 triliun (USD194 miliar), sementara laba operasional sebesar KRW 6,57 triliun (USD4,9 miliar) untuk tahun fiskal 2023.
Angka-angka ini jarak jauh lebih lanjut kecil jika dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya, teristimewa laba operasional. Sebab, Samsung membukukan laba operasional sebesar KRW 43,38 triliun (USD35 miliar) untuk 2022, yang mana pada ketika itu telah lama mengalami penurunan USD6,9 miliar dari tahun sebelumnya.
Mengapa ini terjadi? Salah satunya, oleh sebab itu lemahnya permintaan chip kemudian smartphone mereka.
Menurut The Wall Street Journal , angka-angka ini mewakili pendapatan terlemah Samsung pada satu dekade lebih.
Samsung menyatakan perusahaan memori menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun, itu tak cukup untuk menghindari terjadinya kerugian operasional KRW 2,18 triliun (USD1,63 miliar) pada kuartal keempat 2023.
Menurut Nikkei, ini adalah kerugian tahunan pertama divisi semikonduktor di 15 tahun sejak krisis keuangan global 2008. Juga, kerugian terbesar hingga pada waktu ini.
Divisi layar visual lalu peralatan digital Samsung juga membukukan kerugian operasional KRW 0,05 triliun (USD37,5 juta) meskipun perdagangan TV berjalan baik pada kuartal keempat dikarenakan musim liburan.
Adapun kegiatan bisnis mobile Samsung menunjukkan penurunan pemasaran juga laba dari kuartal ke kuartal, sebab pelanggan smartphone yang mana lebih tinggi rendah.
Untuk kuartal pertama 2024, strategi Samsung adalah meningkatkan keuntungan dengan “meningkatkan pelanggan hasil bervalue tinggi,”. Salah satunya komponen yang mana ditujukan untuk hasil Teknologi AI generatif.
Samsung mengharapkan permintaan tinggi akan chip-nya di tempat sektor PC kemudian seluler tahun ini.