INFOJAWATIMUR.com – Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI meminta-minta Kementerian Perhubungan mengevaluasi sekolah kedinasan dalam bawah Kemenhub. Protes itu disampaikan pasca terjadi persoalan hukum pembunuhan taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Keilmuan Pelayaran (STIP) Marunda, Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun.
Ketua Komisi V DPR Lasarus menyatakan untuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahwa tindakan hukum itu sempat menjadi sorotan. “Ada siswa meninggal akibat perlakuan teman atau seniornya,” kata Lasarus pada rapat evaluasi juga dengar pendapat di area Senayan, Rabu, 5 Juni 2024.
Angggota DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyatakan bahwa persoalan hukum mirip telah terjadi berkali-kali. Menurut Lasarus, pada waktu kesulitan itu ramai, beliau segera menelepon Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto untuk segera mengevaluasi sekolah kedinasan dalam Kementerian Perhubungan. “Ini telah terjadi kesekian kalinya,” tutur dia.
Putu Satria diduga tewas pasca dianiaya seniornya Tegar Rafi Sanjaya pada 3 Mei 2024 lalu. Putu merupakan sasaran pemukulan pertama yang mana terjadi di tempat toilet pada lantai dua kampus. Tegar memukul korban sebanyak lima kali. Pukulan itu diarahkan ke bagian ulu hati Putu. Dia segera pingsan serta tak sadarkan diri. Hingga akhirnya tewas.
“Kami berharap pada kesempatan ini, kami menekankan semoga itu yang mana terakhir. Kami (minta) itu bukan terjadi lagi,” tutur Lasarus sebelum memulai rapat. Dia menyatakan Kementerian Perhubungan harus memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) di area sekolah kedinasan itu. Sehingga tak ada lagi kekerasan di area kampus tersebut.
Dia menyatakan masih ada berbagai cara untuk mendidik para taruna itu supaya kelak menjadi orang-orang hebat. “Dengan cara-cara yang dimaksud tambahan manusiawi,” tutur dia. Menurut dia, para orang tua mengirim anaknya untuk mendapatkan lembaga pendidikan sampai selesai. Setelah selesai merekan akan menjadi tulang punggung keluarga.
Lasarus mengatakan, setelahnya itu merekan akan bekerja untuk menghidupi bapak-ibu mereka di dalam masa tua, membiayai (pendidikan) adiknya, dan juga seterusnya. “Terus mimpi itu berakhir dengan hal-hal seperti ini sebab lemahnya pengawasan,” ucap dia.
: Terkini Bisnis: Penyaluran Avtur Penerbangan Haji Melonjak hingga Parameter Partisipan BPJS Bidang Kesehatan yang tersebut Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap