INFOJAWATIMUR.com – Proses implementasi sistem Multi-Lane Free Flow (MLFF) atau teknologi tol nirkabel di area Indonesia terus menjadi sorotan. Setelah mengalami tiga kali penundaan, yakni pada Desember 2022, 1 Juni 2023, kemudian 1 Desember 2023, uji coba terbatas akhirnya dilaksanakan dalam Gerbang Tol Ngurah Rai, Jalan Tol Bali Mandara pada Jumat, 15 Desember 2023. Direktur PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Renaldi Utomo Djojohadikusumo, memberikan penjelasan terkait teknologi yang tersebut dia terapkan.
Renaldi menyebutkan bahwa proses tender dilaksanakan dengan transparan, melibatkan studi kelayakan (feasibility studies) lalu tender yang mana dihadiri oleh oleh berbagai pihak, juga teknologi yang mana digunakan pada waktu ini berasal dari Hungaria.
“Ada tender, mampu dicek siapa sekadar yang mana terlibat tender, sudah ada dipilih oleh pemerintah, jadi ya kita stick mirip tendernya, serta pada tender itu ya teknologi yang tersebut kami pakai sekarang,” kata Renaldi pada waktu dimintai keterangan di dalam Nusa Dua Beach Hotel, pada Jumat, 15 Desember 2023.
Ia juga menjelaskan jikalau masih melibatkan sejumlah orang Indonesia pada implementasi proyeknya. “Teknologinya iya (dari Hungaria), yang digunakan bekerja banyak orang Indonesia. Kalau pada kantor kami hanya sekali ada tiga orang Hungaria,”
Sebagai konteks, pada 10 Desember 2023, KAMTI (Koalisi Warga Peduli Tol Indonesia) telah dilakukan menyoroti 9 aspek yang perlu peninjauan dari pemerintah. Salah satunya yakni poin ke-lima, tentang perasaan khawatir skema alih teknologi juga keterlibatan SDM pada negeri.
“Apakah pemerintah sudah pernah menetapkan skema alih teknologi, dengan melibatkan ahli-ahli di negeri? Sehingga pada saatnya operasional, sistem ini tak lagi bergantung untuk vendor dari Hungaria,” Sahrul RM, Koordinator Presidium KAMTI menyatakan ketika konferensi pers pada Jakarta.
Lebih lanjut, di keterangannya, Renaldi juga merinci bahwa proyek yang dimaksud merupakan Foreign Direct Investment (FDI) yang tersebut berasal secara langsung dari pemerintah Hungaria. “Penyertaan modal, tidaklah ada uang Indonesia mirip sekali yang digunakan dipakai,” kata dia.
Renaldi menyebutkan bahwa total penanaman modal yang mana disuntikkan mencapai US$ 300 jt (setara dengan Simbol Rupiah 4,5 triliun). Namun, ia menekankan bahwa proyek ini masih pada tahap pembicaraan dengan pemerintah.
“Jadi, kita investasinya US$ 300 juta. Terminnya 9 tahun, tapi ini masih di tahap pembicaraan dengan pemerintah, kalau kontrak awal segitu. Hal ini sesuatu yang dimaksud masih proses. Masih berbagai yang harus dikaji dan juga diselaraskan,”
Ia menuturkan terkait kendala uji coba yang dimaksud dialami, menurutnya, MLFF di tempat luar negeri telah lama berhasil tanpa adanya gerbang, namun pada Indonesia, merek masih menggunakan barrier, sehingga uji coba perlu dilaksanakan lebih tinggi lanjut.
“Jadi kami masih menggunakan barrier. Itu kan butuh menambahkan development pada sistem kami, untuk sistem MLFF kami telah siap, akibat ada tambahan transisi dengan barrier maka harus diuji coba dulu,” kata dia.
Mengenai literasi teknologi, ia mengungkapkan bahwa sosialisasi rencananya akan diadakan pada awal tahun 2024. “Sosialisasi mudah-mudahan awal tahun, ini juga lagi diskusi kapan kami mampu melakukan edukasi.”
Sebelumnya, Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono menegaskan bahwa pemerintah mengakui adanya tantangan di proses implementasi sistem MLFF. Meskipun begitu, pemerintah tetap saja berjanji untuk menyukseskan penerapan sistem ini.
“Ini adalah transisi, seperti halnya dulu kita beralih dari operasi cash menjadi non cash dengan tapping. Teknologinya pasti sudah ada siap, tantangannya bagaimana implementasinya untuk masyarakat. Tetapi kami jamin Indonesia tetap saja berjanji mensukseskan penerapan sistem MLFF ini,” Basuki menyatakan, dikutipkan melalui keterangan resmi pada Kamis, 14 November 2023.