INFOJAWATIMUR.com – Sejumlah provinsi di tempat Indonesia diprakirakan mengalami hujan yang dapat disertai kilat atau petir pada hari Senin, 18 Desember 2023, ini menurut peringatan tegas dini cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, kemudian Geofisika atau BMKG.
Situs BMKG, pada Jakarta, Senin, menyebutkan hujan lebat disertai petir diprakirakan terjadi di area provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, kemudian Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kondisi sama juga diprakirakan terjadi di area provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan juga Papua Barat.
Sementara itu provinsi dengan kemungkinan angin kencang yakni Aceh, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan juga Maluku.
BMKG menyampaikan berdasarkan model filter spasial Madden Julian Oscillation (MJO) pada tanggal 18-19 Desember 2023, gangguan fenomena MJO secara spasial terpantau bergerak pada NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda, Laut Sawu, Laut Timor, Laut Seram, lalu Laut Arafura yang mana berpotensi menyebabkan peningkatan perkembangan awan hujan di area wilayah tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan publik untuk setiap saat memantau prakiraan cuaca apabila hendak berwisata pada waktu libur Natal 2023 serta Tahun Baru 2024, khususnya jikalau ingin berwisata alam.
“Kemana pun kita berwisata, ke tempat pegunungan atau pantai, selalu biasakan mengawasi prakiraan cuaca, teristimewa wilayah perbukitan serta wisata sungai,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan juga Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Pria yang dimaksud akrab disapa Aam yang disebutkan menekankan publik untuk mewaspadai akan bahaya banjir yang bisa saja datang sewaktu-waktu dalam tempat wisata alam dekat aliran sungai, mengingat tiada banyak orang yang tersebut memperhatikan akan kondisi cuaca pada wilayah hulu sungai.
Lebih lanjut ia juga menekankan hal yang mana mirip untuk warga yang digunakan hendak berwisata dalam wilayah yang mana berada pada lereng gunung, bukit, lalu tebing, dikarenakan curah hujan yang mana tinggi berpotensi menyebabkan bencana tanah longsor.
“Pemandangan bagus, tapi ancaman bahaya harus kita antisipasi, bukanlah berarti tidak ada boleh,” katanya.
Untuk itu Aam menyokong terhadap pemerintah tempat (pemda) untuk menetapkan status ‘Siaga’ atau ‘Darurat’ di dalam tempat tempat yang digunakan rawan bencana, sehingga apabila terjadi bencana sewaktu-waktu, BNPB dapat bergabung mengintervensi penanganan bencana alam.