Terapi Cermin Efektif Tingkatkan Fungsi Motorik Pasien Stroke

0
46
Terapi Cermin Efektif Tingkatkan Fungsi Motorik Pasien Stroke

INFOJAWATIMUR.com – SURABAYA – Stoke merupakan penyakit tiada menular yang digunakan menjadi salah satu permasalahan kemampuan fisik di dalam dunia. Angka Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stroke di area Indonesia meningkat seiring bertambahnya usia.

Kasus stroke yang mana terdiagnosis tertinggi pada usia 75 tahun ke melawan (50,2%) kemudian terendah pada kelompok usia 15-24 tahun (0,6%).

Salah satu kesulitan fisik yang menonjol pada penderita stroke adalah kelemahan, bahkan kelumpuhan anggota gerak. Kondisi ini menyebabkan pasien stroke mengalami keterbatasan pada menjalankan fungsinya pada aktivitas sehari-hari.


“Pasien stroke mengalami penurunan pada melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dibandingkan dengan orang yang digunakan tak mengalami stroke,” ujar Dosen Fakultas Keperawatan lalu Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Yurike Septianingrum, S.Kep.Ns., M.Kep, belum lama ini.

Menurutnya, pasien stroke yang tersebut mengalami kelemahan pada satu sisi anggota tubuh disebabkan oleh penurunan tonus otot, sehingga tak mampu menggerakkan tubuhnya (imobilisasi).

Hemiparasis disebabkan akibat hilangnya suplai saraf ke otot sehingga otak tidaklah mampu untuk menggerakkan ekstremitas. Hilangnya suplai saraf ke otot akan menyebabkan otot tidak ada lagi menerima sinyal kontraksi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ukuran otot yang dimaksud normal sehingga terjadi atropi.

Atropi otot akibat kurangnya aktivitas dapat terjadi hanya saja di waktu kurang dari satu bulan setelahnya terjadinya serangan stroke. Kontraktur merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan kemampuan pasien penderita stroke pada melakukan rentang gerak sendi.

Kontraktur diartikan sebagai hilang atau menurunnya rentang gerak sendi, baik dilaksanakan secara pasif maupun terlibat dikarenakan keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot, dan juga kulit. Penderita stroke harus diberikan intervensi kondisi tubuh agar bukan berdampak pada kecacatan kemudian kematian.

Intervensi yang tersebut dapat dijalankan pada pasien stroke selain terapi medis, yaitu terapi rehabilitasi terapi cermin, yaitu terapi rehabilitasi yang mengandalkan lalu melatih motor imagery/imajinasi pasien.


Penggunaan cermin akan memberikan stimulus penglihatan terhadap otak saraf motorik serebral yaitu ipsilateral. Terapi cermin adalah intervensi terapi alternatif yang dimaksud berfokus pada menggerakkan anggota tubuh yang mana tak terpengaruh dengan menggunakan cermin untuk menyampaikan rangsangan visual ke otak melalui pengamatan bagian tubuh yang tidaklah terdampak pada waktu melakukan kumpulan gerakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here