Gubernur Khofifah Imbau Penyembelihan Hewan Kurban Terapkan Prinsip Animal Welfare

0
65
Gubernur Khofifah saat meninjau RPH Pegirian Surabaya, Sabtu (24/6/2023).

infoJAWATIMUR.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau kesiapan Rumah Potong Hewan (RPH) Halal Pegirian, Surabaya menjelang Idul Adha 1444 H, Sabtu (24/6/2023).

Khofifah meninjau hewan kurban yang siap disembelih dan melihat langsung kesiapan peralatan. Selain itu, ia juga memastikan keberadaan juru sembelih halal di RPH Pegirian Surabaya.

Selanjutnya, Khofifah menuju ruang potong hewan. Ruangan itu nampak bersih dan dilengkapi dengan lafal basmalah di sisi kanan kiri tembok. Tujuannya, agar para penyembelih senantiasa mengingat untuk mengucap basmalah sebelum proses penyembelihan.

“Kami mengepresiasi bahwa di sini hewannya sehat, didampingi dokter hewan, dan juga sudah ada juleha (juru sembelih halal) yang bersertifikat,” katanya.

Tak hanya itu, bercermin dari RPH Pegirian, Khofifah memberikan imbauan agar RPH di Jawa Timur menerapkan prinsip animal welfare atau kesejahteraan hewan dalam proses mempersiapkan hewan kurban.

Selain sehat dan baik untuk hewan kurban dan yang mengkonsumsi, prinsip kesejahteraan ini juga memenuhi syarat sesuai dengan fiqih.

“Hewan kurban jangan dibanting tetapi direbahkan,” ungkap Khofifah memberikan contoh.

Mantan Mensos RI ini memaparkan beberapa hal terkait animal welfare sendiri. Antara lain, bagi hewan dilarang ada pembantingan, hewan harus disembelih dengan mata pisau tajam, dan sebelum proses penyembelihan diberi pakan serta pengawasan kesehatan yang baik seeta dengan cara yang baik.

“Pada sapi-sapi di atas 800 kilogram ke atas itu dihindarkan ketika proses pemotongan jangan ada yang dibanting. Jadi pembantingan itu sudah harus dihentikan. Kita harus melakukan pembenahan proses, ada alat di Balai Besar Inseminasi Buatan di Singosari yang saya lihat 3 tahun lalu. Teknik pengangkatannya ada dengan alat hidrolik sehingga hewan kurban direbahkan saat penyembelehan,” paparnya.

“Untuk pisau juga harus menggunakan mata pisau yang tajam. Sebelum proses penyembelihan, kesehatan hewan kurban harus menjadi concern kita. Harus diberi pakan yang baik dan diawasi kesehatannya,” lanjutnya.

Khofifah pun memuji kinerja RPH Halal Pegirian atas perhatian yang mereka berikan pada hewan kurban. Hewan kurban yang telah dibeli atau disediakan oleh RPH diletakkan di ruang terbuka yang terlindung dari matahari, dengan pakan yang memadai dan terjaga kebersihannya.

Bahkan, RPH ini mendatangkan tim dokter hewan dari Universitas Airlangga Surabaya untuk memantau kesehatan para hewan

Khofifah menekankan, bahwa kesejahteraan hewan ini berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat juga. Jika hewan kurban sehat, maka hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi yang berkurban dan yang mengkonsumsinya.

Khofifah juga berpesan kepada semua RPH di Jatim untuk tak lupa memperlakukan hewan ternak dengan baik sebagai bagian dari syariat dan syarat kurban. Bukan hanya saat Idul Adha, tetapi juga seterusnya.

Mantan Mensos RI ini turut memastikan bahwa para hewan ternak dalam keadaan sehat dan terbebas dari Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

RPH Pegirikan sendiri sudah bersertifikat Halal dan sertifikat NKV. Berada di luas tanah sebesar 20.000 meter persegi. Kapasitas pemotongan RPH ini sebanyak 300 – 400 ekor. RPH tersebut mampu menampung 700 ekor sebelum pemotongan dan jumlah pemotongan rata-rata sebanyak 130 ekor per hari.

Lebih lanjut, dari total jumlah SDM di RPH Pegirikan, jumlah Petugas AMPM sebanyak 4 orang, jumlah penyelia Halal 4 orang, terdapat 2 orang Juleha, dan jumlah penjagal sebanyak 34 orang. Jam operasional pemotongan biasa dimulai pada pukul 23.00 WIB

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, terdapat 130 Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) yang tersebar di 38 Kab/Kota di Jatim.

Namun, untuk hari besar seperti Hari Raya Idul Adha pemotongan hewan boleh dilakukan di luar rumah potong hewan dengan tetap memperhatikan kaidah agama, mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan.

Data Tahun 2022 terdapat 19.764 tempat di luar rumah potong hewan yang melakukan pemotongan hewan kurban.

Sedangkan untuk Juleha, 130 Juleha yang bekerja di RPH-R sudah bersertifikat. Sedangkan 635 lainnya tergabung dalam anggota DPW Juleha Indonesia Jawa Timur.

Dengan 105 orang telah bersertifikat kompetensi BNSP dan 530 lainnya direncanakan mengambil sertifikasi. Anggota DPW Juleha Indonesia sendiri adalah juru sembelih halal yang bekerja di TPH, Pelaku usaha Aqiqah, Catering, dan lainnya.

“Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim sejauh ini, alhamdulillah kebutuhan hewan kurban Jatim tercukupi ,” tandas Khofifah.

Diketahui, berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, proyeksi kebutuhan ternak kurban tahun 2023 di Jatim mencapai 304.108 ekor. Sedangkan ketersediaan hewan kurban di Jatim mulai sapi, kambing, domba maupun kerbau mencapai 2.014.660 ekor. Sehingga untuk hewan kurban Jatim 2023 masih surplus sebesar 1.710.444 ekor.

Sebelumnya, Khofifah juga telah melakukan peninjauan di sejumlah pusat penjualan hewan kurban di Jawa Timur.

Di sana, ia memastikan bahwa hewan-hewan kurban telah menjalani vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jatim sendiri telah mengalokasikan sebanyak 5.764.350 dosis vaksin PMK, dan telah terealisasi sebanyak 4.825.992 dosis. ari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here